Kolam Budidaya Belut

Berdasarkan jenis/tipenya, wadah budidaya dapat dikelompokkan menjadi 2 tipe.

  1. Tipe bak/kolam permanen.

Yang termasuk kolam permanen disini adalah kolam tembok, kolam sawah atau kolam sejenisnya. Tipe kolam ini mempunyai daya tahan yang relatif lebih lama dibanding tipe kolam semi permanen

  1. Tipe bak/kolam semi permanen.

Kolam terpal, kolam jaring, kolam drum/tong merupakan tipe kolam yang semi permanen karena kolam tersebut dapat dipindah-pindah, meski tipe kolam ini memiliki daya tahan agak rendah ( 2 – 3 periode ) serta rentan terhadap kebocoran namun tipe kolam ini terbukti lebih murah, efisien dan praktis.

Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis kolam tersebut.

  • Kolam tembok.

Penggunaan kolam tembok mempunyai beberapa kelebihan diantaranya;

  1. Pada tembok terjadi difusi udara sehingga memungkinkan tumbuhnya tumbuhan renik (Pitoplankton) sehingga dengan sendirinya akan muncul banyak binatang renik ( zooplankton ).
  2. Umur Penggunaan pada kolam tembok relatif lebih lama yakni mampu bertahan hingga 5 – 10 tahun.
  3. Dengan kolam tembok telah terbukti mampu meredam perubahan suhu sehingga suhu dalam media tetap stabil.
  4. Pengaturan air yang lebih mudah

Meski mempunyai banyak kelebihan, kolam tembok juga mempunyai beberapa kekurangannya yaitu;

  1. Pembuatan kolam tembok membutuhkan biaya relatif lebih mahal.
  2. Sifatnya yang permanen sehingga tidak bisa dipindah-pindah
  3. Menyisakan sedikit kerepotan pada saat pemanenan tepatnya pada saat pengerukan lumpur dan pengeringan kolam.
  4. Pada kolam yang baru dibuat perlu dilakukan perendaman terlebih dahulu dengan air yang dicampur serabut kelapa selama 2 mingguan, tujuannya agar zat-zat yang membahayakan dalam semen dapat ternetralkan.
  • Kolam Sawah

Kelebihan penggunaan kolam sawah adalah kita tidak perlu direpotkan dalam penyiapan media sebab lumpur yang berada di sawah biasanya sudah bisa langsung dimasuki bibit belut karena sudah mengalami dekomposisi dengan sempurna selain itu budidaya di kolam sawah angka keberhasilannya sangat tinggi dan pertumbuhan belut juga sangat bagus hal ini disebabkan karena belut dikondisikan seperti pada habitat aslinya. Kita hanya sedikit memodifikasi sawah yang akan dibuat kolam agar belut tidak bisa lolos kesamping dengan cara memberi pagar plastik hingga +/- 1 meter kedalam lumpur.

Pada kolam sawah memiliki beberapa kelemahan yaitu harus selalu mengontrol air agar sawah tidak sampai terjadi kekeringan dan air rawan tercemar oleh racun peptisida hal ini karena biasanya sumber air yang diambil berasal dari saluran irigasi sawah. Selain itu pada kolam sawah juga masih menyisakan sedikit kerepotan pada saat pemanenan.

  • Kolam Terpal

Penggunaan jenis kolam ini terbukti lebih efisien dan lebih murah selain itu proses pemanenannya pun lebih mudah tapi sayangnya kolam terpal ini tidak bisa bertahan lama ( 2 – 3 kali periode ) dan juga rawan terjadi kebocoran. Kolam terpal dapat diaplikasikan kedalam beberapa bentuk seperti kolam terpal dalam tanah, model ini lebih direkomendasikan karena dapat menstabilkan suhu pada media.

Cara pembuatan kolam terpal dalam tanah relatih mudah, anda tinggal menggali tanah dengan ukuran 4 x 6 meter atau sesuai ukuran yang diinginkan sedalam 50 cm kemudian tanah hasil galian dimasukkan dalam sak-sak plastik (seperti pada sak berisi pasir penahan banjir) kemudian letakkan di bibir kolam dengan ketinggian 40 – 50cm sak-sak yang berisi tanah ini nantinya berfungsi sebagai dinding penahan terpal. Untuk meminimalisir kebocoran pada terpal sebaiknya lobang galian dilapisi dengan sak-sak plastik atau terpal yang sudah tidak dipakai lagi agar benda-benda tajam yang terdapat dalam kolam tidak mengenai terpal utama. Pasang dan atur terpal mengikuti kolam hasil galian. Tancapkan pancang pendek disetiap lobang yang tersedia pada tepi (bibir) terpal atau bisa juga menggunakan tali yang diikatkan pada lobang yang tersedia dan pancang ditepi kolam, beri pancang tambahan jika dirasa perlu dan kolam siap digunakan.

Selain kolam terpal dalam tanah, ada juga kolam terpal dengan kerangka bambu atau kerangka besi ( knockdown ) tapi kedua model ini kurang direkomendasikan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat kolam.

  • ·Untuk penggunaan terpal yang masih baru sebaiknya dicuci terlebih dahulu karena pada terpal yang masih baru terdapat lapisan zat anti rayap yang bisa membahayakan kehidupan belut.
  • ·Hindarkan membuat kolam terpal dalam tanah dekat pohon yang berakar tajam, seperti pohon kelapa karena akarnya dapat melobangi/menembus terpal sehingga terjadi kebocoran pada kolam.
  • ·Ukuran terpal yang digunakan untuk membuat kolam adalah 2 meter lebih lebar dari ukuran kolam yang akan dibuat.
  • ·Kolam terpal sebaiknya dibuat persegi memanjang ( agar menghemat biaya yang disesuaikan dengan ukuran terpal selain itu juga akan memudahkan dalam pemberian pakan.
  • ·Kedalaman/ketinggian media budidaya direkomendasikan minimal 50 – 60 cm karena biasanya media akan menyusut +/- 20% setelah 4 bulan pemeliharaan
  • ·Baik kolam permanen maupun semi permanen diberi saluran pemasukan air dan disisi lainnya dibuatkan saluran pembuangan agar air bisa bersirkulasi.

Good Luck !!

22 responses to this post.

  1. Posted by kalisa on 30 Juni 2009 at 4:56 am

    saya sgt tertarik utk budidaya belut…..ini sedang merencanakan…..mudah2an terlaksana…tanks atas infonya

    Balas

  2. Posted by whisgoo on 1 Juli 2009 at 7:11 am

    Semoga sukses…!! 🙂

    Balas

  3. Posted by heru on 23 Juli 2009 at 8:13 am

    pak toni, saya sangat berminat sekali beternak belut tetapi ada kendala dengan lokasi ( lokasi sempit ) apa bisa beternak dg tong plastik ? dalam perkembangannya nanti apa belut bisa besar seperti di kolam permanen ( dg perlakuan yang sama ) ?
    terima kasih atas penjelasannya.

    Balas

    • Posted by whisgoo on 23 Juli 2009 at 9:31 pm

      Pada dasarnya baik kolam tong maupun kolam permanen lainnya adalah sama hanya saja yang membedakan adalah kapasitasnya.
      Kolam tong biasanya maksimal populasi bibit yang dimasukkan adalah 1 Kg. untuk pelatihan dijawa timur saya masih tunggu respon dari Bpk Yoso yang ada di Gresik. untuk menjadi mitra kami sebenarnya tidak ada persyaratan khusus pak. petani yang mengambil Bibit dari kami biasanya akan kami ajak jalin kerjasama dalam hal pemasarannya. demikian Pak heru jawaban dari kami… Trims

      Balas

  4. Asalamuallaikum Wr.Wb
    Salam sejahtera buat Saudara Penulis serta Rekan Netter Yang Di Muliakan Allah SWT / Tuhan YME Amien.Pertanyaan Di Bawah ini mungkin sebagian sudah terjawab di Dalam komentar diatas,saya minta bantuan kepada Penulis serta Rekan yang tau khususnya,adapun pertanyaan saya sbb dibawah ini :
    1.Apabila belut di Pelihara didalam tong,benarkah idialnya bibit seberat 1 Kg,jelaskan?
    2.Berapa harga Pasaran Bibit belut per 1 Kgnya dan biasanya berapa banyak,jelaskan?
    3.Apa media yang diperlukan apabila belut di kembang biakkan di dalam tong dan berapa lama waktu belut bisa dipanen apabila dipelihara dalam tong,serta bagaimana penataannya/bentuk idealnya dan apakah berpengaruh belut didalam tong plastik atau drum?
    4.Adakah makanan tambahan agar belut cepat besar dan adakah teknis memilih bibit belut agar nantinya bibit belut akan menjadi besar setelah di Pelihara,jelaskan?
    5.Khusunya di Prop Jambi adakah petani belut yang bisa saya hubungi,kalau ada siapa nama,no HP atau emailnya,jelaskan?
    Mhn Maaf sebelumnya terlalu banyak pertanyaan saya,khusus pertanyaan terakhir pertanyaan tsb sy ajukan kpd rekan2 yang tau,jujur saya belum pernah beternak belut sebelumnya,saya mempunyai minat yang tinggi tentang bisnis budi daya belut dan saya akan mencoba sebagai tahap uji ciba dan memanfaatkan 10 tong plastik yang sudah sy miliki saat ini.
    Sekali lagi mhn maaf saudarku2 sekalian lg
    MB : Emaij &( bagoes86@ymail.com ) atau No HP 08136683r4390
    Wasaallam wr,wb

    Balas

    • Posted by akhlany on 2 September 2009 at 11:57 pm

      Assalamualaikum pak,,, saya juga tertarik beternak belut di jambi,,,,, apa ada yah yang jual bibit di jambi??? pak klo bapak ada info tentang budidaya belut di Jambi tolong hubungi saya ya pak 085288742165 akhlany.

      Balas

  5. Posted by Yoso on 29 Juli 2009 at 7:19 am

    Pelatihan budidaya belut, berdasarkan kesepakatan dengan Bpk Tony akan dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus 2009 di Daerah Driyorejo, Gresik. Bagi yang berminat gabung bisa hub di 08123272014 (Bpk. Yoso). Trims

    Balas

  6. Posted by soim on 12 Agustus 2009 at 2:03 am

    Sewaktu saya kecil di desa banyak sekali belut dan ikan, tidak perlu waktu lama cari belut atau ikan di belakang rumah saya bisa dapat 50 ekor. bayangkan coba bila kita dapat menernaknya dengan bersama-sama, ikan, belut dan padi. alangkah makmurnya orang-orang desa, mungkin orang kota akan berlomba-lomba untuk ke desa, gemah ripah loh jinawi, toto tentrem toto raharjo, banyak pengembala kebo.

    Pemeliharaan belut di sawah sebenarnya yang paling baik, karena belut sudah berada pada habitatnya, kita tidak terlalu direpotkan dengan pakan, karena sumber pakan datang langsung melalui air. Namun permasalahannya seperti di sebutkan tadi racun – racun dari sawah tetangga bahkan racun dari hulu yang sulit dikenalikan. Saya punya usul bagaimana kalo pemerintah daerah harus bertangan besi untuk mengubah kebiasaan petani yang menggunakan festisida dan sejenisnya harus ditinggalkan kita harus kembali ke jaman dahulu “organik” dengan bersama-sama. Belut dapat, ikan berlipat, padi juga lebat.

    Balas

    • Posted by whisgoo on 16 Agustus 2009 at 10:21 am

      opini yang bagus pak Soim. Trims.. semoga pemerintah tanggap dengan isi komen pak Soim.. 🙂

      Balas

      • Posted by ZHONY on 9 Oktober 2009 at 10:15 pm

        YTH
        BP. WHISGOO

        saya tertarik dengan semua informasi anda tentang bididaya belut…kebetulan sekali saya juga ingin memulainya namun saya terkendala desain kolam yang baik itu bagaimana???????termasuk sirkulasi air apa perlU????
        cara pemilihan bibit yang baik ( bisa tumbuh besar ) itu bagaimana secara fisiknya????

        TERIMA KASIH BANYAK ATAS SEMUA ILMU NYA

      • Posted by whisgoo on 23 Oktober 2009 at 4:12 am

        Pak Zhony, pertanyaan bapak akan dijawab lewat artikel mendatang. sekarang masih dalam proses editing… mohon kesabarannya. terima kasih.

    • Posted by seto on 17 Oktober 2009 at 5:46 am

      bagus juga pendapat bapak soim ini semoga itu menjadi teguran bagi kita semua untuk lebih ramah kepada lingkuangan,, bener banget pak soim pemeliharaan belut yang paling baik itu di sawah soalnya emang habitatnya hidupnya,, tapi untuk memenuhi permintaan pasar yang biasanya permintaanya harus kontinue dengan kriteria tertentu ukuranya mungkin jadi kalo hanya ngandelin dari sawah itu menurut saya belum bisa untuk memenuhi permintaan pasar,, jadi budidaya belut ini baik juga selain itu lingkunagnnya juga dibuat mirip dengan habittanya yaitu sawah yang mungkin bisa membuat belut menjadi krasan disitu.. :-))

      Balas

  7. Posted by Iwaynet on 3 September 2009 at 10:29 pm

    Berapa harga bi2t,kami d jkt?

    Balas

  8. Posted by mudapati on 5 September 2009 at 1:01 am

    pengen coba ternk belut nih, tapi lahan g ada gimana caranya klo di daerah kering yang jang ada air ato hujan, kayanya prospek kedepannya sangat menjanjikan apa lagi untuk export

    Balas

  9. Posted by candra on 11 September 2009 at 11:38 pm

    saya ingin mencoba budidaya belut, perlu diketahui di tempat saya sulit sekali mendapatkan irigasi. jenis pertanian tegalan. saya rencananya menggunakan kolam dari tong/gentong plastik atau media terpal yang ditanam di dalam tanah (soal ini mana yang lebih baik?). yang saya tanyakan bagaimana pengaturan airnya? apakah harus mengalir, atau berapa kali harus diganti airnya?

    Balas

    • Posted by whisgoo on 23 Oktober 2009 at 3:35 am

      Buat pak Candra…..

      Budidaya belut tidak memerlukan aliran air dalam jumlah besar, jika ditempat bapak ada air sumur saya rasa itu sudah bisa untuk mengairi kolam, apalagi jika pak Candra menggunakan kolam dari tong/gentong. Baik kolam terpal, tong atau gentong masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. seperti kolam terpal, biayanya lebih murah jika dibanding dengan kolam tong/gentong tetapi daya tahannya tidak begitu lama. sementara kolam tong tidak membutuhkan banyak tempat tetapi biayanya lebih mahal dan daya tampungnya relatif sedikit.

      Untuk kolam tong/gentong atau kolam terpal dengan ukuran kecil sebaiknya airnya dibuat mengalir meski dengan aliran yang kecil agar persediaan O2 terlarut dalam air tetap mencukupi, jika kolam ukuran besar air cukup diganti sehari sekali.

      Demikian Pak Candra… semoga bisa membantu.

      Balas

  10. Posted by edi on 22 September 2009 at 9:48 am

    saya ingin tanya untuk kolam yang berukuran kecil 1..5×2 m dengan kedalam 60 meter, yang paling cocok pelhara ikan apa ya ?trus bisa tumbuh besar, berapa jumlah maximal ikannya?

    Balas

    • Posted by whisgoo on 23 Oktober 2009 at 3:59 am

      Mungkin barangkali ada pembaca lainnya yang bisa membantu menjawab pertanyaan dari pak Edi ini?… trims.

      Balas

  11. Posted by seto on 17 Oktober 2009 at 5:25 am

    mw sedikit berbagi cerita sedih ni,, kemarin kan saya udah mulai belajar budidaya belut ini tapi gagal,, belutnya pada banyak yang mati soalnya saya beli bibitnya dipasar, trus banyak yang gak nambah gede padahal udah 2 bulanan,, itu kenapa ya?? trus kalo dikasih makan kok gak pada trus makan.. mohon bimbingannya
    untuk pasaran belut sekarng2 ini bagus gak ya..dimana kira2 untuk bisa jual,, trimakasih sebelumnya

    Balas

    • Posted by whisgoo on 23 Oktober 2009 at 4:50 am

      Kak Seto… Eh salah ya….?

      Pak Seto… Biasanya Kita akan kesulitan mengetahui asal-usul Bibit belu yang didapat dari pasar, sebab bibit belut yang berasal dari hasil setruman banyak mengalami kerusakan pada sistem syarafnya sehingga tingkat kematian bibit belut sangat tinggi hanya dalam hitungan hari saja selain itu belut dari hasil setruman akan mengalami stres tingkat tinggi akibat dari tegangan listrik yang menyengatnya sehingga belut akan lebih banyak berdiam diri bahkan ketika diberi makanan pun belut terkesan cuek, dengan demikian kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi sehingga belut tidak mengalami perkembangan bahkan akan mengalami penurunan berat badan, biasanya ditandai dengan bentuk kepala lebih besar dari besar badannya ( bentuk tidak simetris ). Demikian penjelasan dari saya Pak Seto semoga bisa membantu… Trims.

      Balas

  12. Posted by slamet riyadi on 23 Oktober 2009 at 9:23 am

    pak whisgoo,sy tinggal di sukoharjo solo sangat berminat skli tentang budidaya belut,mnta alamat dan no.tlpon

    Balas

  13. Posted by tian on 30 Oktober 2009 at 6:28 am

    salam sejahtera…

    sebelumnya sya perkenalkan diri saya,sya adalah salah satu mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di kota jambi.,,saat ini saya sangat berminat dalam budidaya lele dan juga belut namun kendala yang saya hadapi adlah belum adanya pengetahuan tentang bisnis tersebut,,,untuk saat ini info yang saya buthkan adalah masalah bibit belut,untuk di kota jambi di mna saya dapat membelinya..?TOLONG DI JAWAB YA PAK AGAR DAPAT MEMBANTU SAYA..info nya di kirim ke Email saya ya pak..tanks

    Balas

Tinggalkan komentar